My Blog List

Sunday, February 3, 2013


Lalat Tsetse dan Penyakit Tidur


                  http://assets.kompas.com/data/photo/2012/04/25/0726155620X310.jpg




Tidur merupakan aktivitas alamiah setiap individu. Hampir sepertiga hidup kita, kita habiskan untuk tidur. Dahulu, tidur dianggap sebagai waktu tubuh untuk beristirahat setelah lelah bekerja, sekolah, dan setelah beraktivitas lainnya.
Namun tidak sedikit orang juga beranggapan bahwa tidur adalah sebagai cara istirahat yang paling baik karena Selama kita tidur, tubuh mengganti sel-sel yang rusak dengan yang baru dan limbah serta uap kotor yang terjadi pun dibuang. Lama tidur yang disarankan adalah 6-8 jam perhari. Namun tanpa kita ketahui,ternyata tidur itu bisa menjadi suatu penyakit yang mematikan.
Menurut penelitian, ternyata di Afrika terdapat suatu penyakit yang dinamakan penyakit tidur atau nama lainnya adalah  African trypanosomiasis.  Penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Trypanosoma dan ditularkan oleh lalat tsetse. Setelah terkena gigitan lalat tsetse tersebut,kulit akan menjadi merah dan berbekas dan sangat menyakitkan pada kulit dan jika tidak langsung di obati maka akan sangat berbahaya sekali dan mematikan.
Lalat ini dapat menularkan parasit yang menginfeksi sistem syaraf pusat manusia. Awalnya infeksi tersebut menyebabkan demam, sakit kepala, gatal-gatal pada kulit dan lemas. Kemudian parasit itu masuk ke otak dan menyebabkan masalah-masalah yang lebih serius. Orang yang terkena gigitan lalat tersebut akan merasa kejang-kejang dan sulit berpikir, serta tidur dalam waktu yang lebih lama. Jika penyakit tersebut tidak diobati, biasanya korban tidak pernah bangun dari tidurnya, dan dapat  meninggal dunia.
Menurut data dari badan kesehatan dunia atau WHO memperkirakan bahwa antara 50.000 dan 70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse.
Gejala awal yang dirasakan dari penyakit tersebut adalah demam, sakit kepala, dan sakit di sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia dan penyakit ginjal. Penderita kemudian mengalami perubahan siklus tidur di mana mereka merasa ngantuk di siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Bila tidak dirawat, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, koma, dan kematian. Selain gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan lewat transfusi darah atau dari ibu ke anak.
Ilmuan di Belgia telah menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit tidur (Trypanosomiasis) yang disebabkan oleh lalat tsetse tersebut, lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang dapat menjadi cara menyembuhkan penyakit tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine berkata, "Ini adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat anti-trypanosomal."
Sebelumnya, menurut penelitian upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan pasien yang terkena penyakit tidur adalah dengan mengikuti terapi. Selain itu penggunaan Arsenik juga menjadi cara untuk menyembuhkan penyakit tidur tersebut, namun cara tersebut sangatlah beresiko  karena Sekitar 5%-20% pasien meninggal karena komplikasi dari obat yang digunakan.

 http://www.pantonanews.com
 

No comments:

Post a Comment