Lalat Tsetse dan Penyakit Tidur
Tidur merupakan
aktivitas alamiah setiap individu. Hampir sepertiga hidup kita, kita habiskan
untuk tidur. Dahulu, tidur dianggap sebagai waktu tubuh untuk beristirahat
setelah lelah bekerja, sekolah, dan setelah beraktivitas lainnya.
Namun tidak
sedikit orang juga beranggapan bahwa tidur adalah sebagai cara istirahat yang
paling baik karena Selama kita tidur, tubuh mengganti sel-sel yang rusak dengan
yang baru dan limbah serta uap kotor yang terjadi pun dibuang. Lama tidur yang
disarankan adalah 6-8 jam perhari. Namun tanpa kita ketahui,ternyata tidur itu
bisa menjadi suatu penyakit yang mematikan.
Menurut penelitian,
ternyata di Afrika terdapat suatu penyakit yang dinamakan penyakit tidur atau
nama lainnya adalah African
trypanosomiasis. Penyakit yang
disebabkan oleh protozoa genus Trypanosoma dan ditularkan oleh lalat tsetse.
Setelah terkena gigitan lalat tsetse tersebut,kulit akan menjadi merah dan
berbekas dan sangat menyakitkan pada kulit dan jika tidak langsung di obati
maka akan sangat berbahaya sekali dan mematikan.
Lalat ini dapat
menularkan parasit yang menginfeksi sistem syaraf pusat manusia. Awalnya
infeksi tersebut menyebabkan demam, sakit kepala, gatal-gatal pada kulit dan
lemas. Kemudian parasit itu masuk ke otak dan menyebabkan masalah-masalah yang
lebih serius. Orang yang terkena gigitan lalat tersebut akan merasa
kejang-kejang dan sulit berpikir, serta tidur dalam waktu yang lebih lama. Jika
penyakit tersebut tidak diobati, biasanya korban tidak pernah bangun dari
tidurnya, dan dapat meninggal dunia.
Menurut data
dari badan kesehatan dunia atau WHO memperkirakan bahwa antara 50.000 dan 70.000
orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african
trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse.
Gejala awal yang
dirasakan dari penyakit tersebut adalah demam, sakit kepala, dan sakit di
sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia dan penyakit ginjal. Penderita
kemudian mengalami perubahan siklus tidur di mana mereka merasa ngantuk di
siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Bila tidak dirawat, penyakit
ini dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, koma, dan kematian. Selain
gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan lewat transfusi darah atau
dari ibu ke anak.
Ilmuan di Belgia telah menemukan cara untuk
menyembuhkan penyakit tidur (Trypanosomiasis) yang disebabkan oleh lalat tsetse
tersebut, lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut
Sodalis Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang dapat menjadi cara
menyembuhkan penyakit tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan
antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David
Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine berkata, "Ini
adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat
anti-trypanosomal."
Sebelumnya,
menurut penelitian upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan pasien yang terkena
penyakit tidur adalah dengan mengikuti terapi. Selain itu penggunaan Arsenik
juga menjadi cara untuk menyembuhkan penyakit tidur tersebut, namun cara
tersebut sangatlah beresiko karena
Sekitar 5%-20% pasien meninggal karena komplikasi dari obat yang digunakan.
http://www.pantonanews.com
No comments:
Post a Comment