Bullying
adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan
seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri
dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau manakuti orang atau membuat
orang tertekan, trauma / depresi dan tidak berdaya.
Bentuk bullying ada 3 yaitu :
* Fisik (memukul, menampar, memalak atau meminta paksa yang bukan
miliknya, pengeroyokan menjadi eksekutor perintah senior).
* Verbal (memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan
mengkerdilkan).
* Psikologis (mengintimdasi, mengecilkan, mengabaikan,
mendiskriminasikan).
Bullying berdampak menurunkan tes kecerdasan dan kemampuan analisis siswa
yang menjadi korban, bahkan sampai berusaha bunuh diri. Bullying juga
berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai -
nilai akademik dan tindakan bunuh diri.
Terdapat
berbagai dampak yang ditimbulkan akibat bullying. Dampak yang dialami korban
bullying tersebut bukan hanya dampak fisik tapi juga dampak psikis. Bahkan
dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi, dampak fisik ini
bisa mengakibatkan kematian.
Terdapat
banyak bukti tentang efek-efek negatif jangka panjang dari tindak bullying pada
para korban dan pelakunya. Pelibatan dalam bullying sekolah secara empiris
teridentifikasi sebagai sebuah faktor yang berkontribusi pada penolakan teman
sebaya, perilaku menyimpang, kenalakan remaja, kriminalitas, gangguan
psikologis, kekerasan lebih lanjut di sekolah, depresi, dan ideasi bunuh diri.
Efek-efek ini telah ditemukan berlanjut pada masa dewasa baik untuk pelaku
maupun korbannya (Marsh dalam Sanders 2003).Bullying juga berpengaruh pada
sekolah dan masyarakat. Sekolah tempat bullying terjadi seringkali dicirikan
dengan:
1. Para siswa yang merasa tidak aman di sekolah
2. Rasa tidak memiliki dan ketidakadaan hubungan dengan masyarakat sekolah
3. Ketidakpercayaan di antara para siswa
4. Pembentukan gang formal dan informal sebagai alat untuk menghasut
tindakan bullying atau melindungi kelompok dari tindak bullying
5. Tindakan hukum yang diambil menentang sekolah yang dilakukan oleh siswa
dan orang tua siswa
6. Turunnya reputasi sekolah di masyarakat
7. Rendahnya semangat juang staf dan meningginya stress pekerjaan
8. Iklim pendidikan yang buruk Marsh dalam Sanders (2003; dalam Anesty,
2009)
ü Dampak bagi korban
Hasil studi yang dilakukan National
Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003; dalam Anesty, 2009)
menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan,
mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk
menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama,
dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan
perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depreasi,
serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat
mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh
diri (commited suicide).
Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya
jika bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi
para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap
dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya
dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal
tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu
lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia
mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan.
Terkait dengan konsekuensi bullying,
penelitian Banks (1993, dalam Northwest Regional Educational Laboratory, 2001;
dan dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa perilaku bullying berkontribusi
terhadap rendahnya tingkat kehadiran, rendahnya prestasi akademik siswa,
rendahnya self-esteem, tingginya depresi, tingginya kenakalan remaja dan
kejahatan orang dewasa. Dampak negatif bullying juga tampak pada penurunan skor
tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa. Berbagai penelitian juga
menunjukkan hubungan antara bullying dengan meningkatnya depresi dan agresi.
ü Dampak bagi pelaku
Sanders (2003; dalam Anesty, 2009)
National Youth Violence Prevention mengemukakan bahwa pada umumnya, para pelaku
ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula,
cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal
orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap
frustasi. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi
orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya. Apa yang diungkapkan
tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Coloroso (2006:72) mengungkapkan
bahwa siswa akan terperangkap dalam peran pelaku bullying, tidak dapat
mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang dari perspektif
lain, tidak memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai
sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang.
Dengan melakukan bullying, pelaku akan
beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan
terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan
terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal
lainnya.
ü Dampak bagi siswa
lain yang menyaksikan bullying (bystanders)
Jika bullying dibiarkan tanpa tindak
lanjut, maka para siswa lain yang menjadi penonton dapat berasumsi bahwa
bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini,
beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi
sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa
melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu
menghentikannya.
Selain dampak-dampak bullying yang telah dipaparkan di atas, penelitian-
penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa
bullying mengakibatkan dampak-dampak negatif sebagai berikut:
1. Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas berlebihan, kesepian (Rigby K.
2003).
2. Konsep diri sosial korban bullying menjadi lebih negatif karena korbam
merasa tidak diterima oleh teman-temannya, selain itu dirinya juga mempunyai
pengalaman gagal yang terus-menerus dalam membina pertemanan, yaitu di bully
oleh teman dekatnya sendiri (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
3. Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam,
ingin keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang
menyilet-nyilet tangannya (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
4. Membenci lingkungan sosialnya, enggan ke sekolah (Forero et all.1999).
5. Keinginan untuk bunuh diri (Kaltiala-Heino, 1999).
6. Kesulitan konsentrasi; rasa takut berkepanjangan dan depresi (Bond,
2001).
7. Cenderung kurang empatik dan mengarah ke psikotis (Banks R., 1993).
8. Pelaku bullying yang kronis akan membawa perilaku itu sampai dewasa, akan
berpengaruh negatif pada kemampuan mereka untuk membangun dan memelihara hubungan
baik dengan orang lain.
9. Korban akan merasa rendah diri, tidak berharga (Rigby, K, 1999).
10.Gangguan pada kesehatan fisik: sakit kepala, sakit tenggorokan, flu,
batuk- batuk, gatal-gatal, sakit dada, bibir pecah-pecah (Rigby, K, 2003).
Bullying bukanlah aktivitas normal pada
anak-anak yang akan berlalu dengan sendirinya seiring mereka dewasa. Perilaku
bullying yang tidak ditangani dengan baik pada masa anak-anak justru dapat
menyebabkan gangguan perilaku yang lebih serius di masa remaja dan dewasa, seperti:
pelecehan seksual, kenakalan remaja, keterlibatan dalam geng kriminal,
kekerasan terhadap pacar/teman kencan, pelecehan atau bullying ditempat kerja,
kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan/kekerasan terhadap anak, kekerasan
terhadap orang tua sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa perilaku bullying dapat berdampak terhadap fisik maupun
psikis pada korban, Dampak fisik seperti sakit kepala, sakit dada, cedera pada
tubuh bahkan dapat sampai menimbulkan kematian. Sedangkan dampak psikis seperti
rendah diri, sulit berkonsentrasi sehingga berpengaruh pada penurunan nilai
akademik, trauma, sulit bersosialisasi, hingga depresi.
*data telah diolah dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment